Cuma cerita biasa.
"Namanya Turjinem, panggil aja Inem" Kata bos ku.
"Wah! Kalau begitu dia lebih cocok jadi pembantu dong?" Aku tertawa. Ku akui perempuan itu memang cantik. Tapi, kenapa namanya harus begitu?
"Mau ndhak di jodohin? yo wes kalo kamu ora nggelem. Tak kasih sama si Yudi"
Aku menarik nafas panjang. Dia memang cantik dan sexy, tapi...
Baru kemarin aku datang ke supermarket. Maklum, aku cuma pendatang di Jakarta. Jadi aku harus nge-kost dan hidup mandiri. Sebenarnya aku benci Jakarta, semua terlihat palsu disini. Jakarta ramai? memang.... tapi mengapa hidupku tidak pernah seramai lampu-lampu yang berkelap-kelip genit di jalan raya?
Dengan pemilihan barang yang teliti; dari tempat kadaluarsa, kualitas, dan harga. Bahkan aku harus benar-benar teliti memilih supermarket, harus yang menjual makanan paling murah, paling murah. Karena uang di Jakarta susah untuk didapat. Sekalinya dapat, bisa langsung menghilang seperti mainan pemain sulap.
"Mas. Boleh saya lihat KTP kamu?" Tiba-tiba seorang wanita datang, cantiknya bukan main.
"Untuk apa?" Dengan hati yang sudah was-was, akhirnya aku mengurungkan niatku untuk belanja dan pergi begitu saja.
"JADI GIMANA?!" Bos ku hampir hilang kesabarannya karena aku hanya diam.
Aku menggeleng, dan pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar